Rabu, 03 Februari 2016

Berbaik sangka kepada ALLAH


Pada dasarnya setiap manusia pasti menginginkan bisa hidup tenang, bahagia,  serta tidak ada konflik batin, seperti kecemasan, kekhawatiran dan takut dalam hidup. Itu semua adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang, tapi sayangnya, bagi beberapa orang, hal itu merupakan sesuatu yang paling sulit untuk diraih.

Kebanyakan dari kita, seringkali mencemaskan segala sesuatu yang terkait dengan rezeki dan keinginan-keinginan duniawi kita yang belum tercapai. Tidak ada yang salah dengan mempunyai keinginan, karena itu dapat membuat kita termotivasi untuk berusaha, berikhtiar mendapatkannya. Tetapi yang sering membawa kita pada kekecewaan adalah, disaat usaha kita tidak membuahkan hasil/gagal. Ini salah satu yang menjadi penyebab konflik batin yang menyebabkan ketidakbahagiaan

Kita harus menyadari bahwa hidup kita kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. Dalam hidup ini, kadang kita bisa meraih apa yang kita inginkan, dan kadang kita tidak bisa meraihnya.  Kadang berhasil dan kadang mengalami kegagalan. Tidak ada seorang pun manusia yang tahu apa yang akan terjadi pada dirinya esok hari, satu jam kemudian atau semenit kemudian. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha, berikhtiar, berdoa disertai dengan tawakal kepada Allah SWT. Dalam berusaha untuk mencapai apa yang kita inginkan, sebaiknya kita berusaha dan ikhtiar sebaik mungkin, namun tetap menyerahkan segala hasil dari usaha yang kita lakukan kepada Allah SWT. Karena Allah SWT lah yang berhak menentukan, Allah SWT  Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Allah SWT Maha tahu apa yang paling baik dan paling cocok untuk kita.

Dia-lah yang berhak menentukan segalanya, karena setiap kejadian, apakah itu kejadian baik atau buruk yang menimpa segenap insan di bumi ini, merupakan bagian dari skenario Allah SWT dan semuanya sudah tertuang dalam Lauhil Mahfuzh.  Perhatikan firman-Nya berikut ini: “Dan kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (sungguh, kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali), Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah (2) : 155-157).

Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, semuanya tentu mengandung hikmah dan tidak ada yang sia-sia. Allah SWT berfirman: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia saja). Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka…” (Ash-Shaad [38] : 27).

Begitu juga disaat Allah memberikan manfaat (kebaikan) atau suatu kesulitan (musibah) pada seseorang, tentunya hal ini juga pasti mengandung hikmah didalamnya. Untuk itu kita harus selalu berhusnuzhan (berprasangka baik) terhadap segala sesuatu yang telah Allah tetapkan kepada para hamba-Nya, agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.

Pernahkah teman-teman merasa kecewa dengan hasil akhir yang Allah berikan? Sebagai manusia yang memiliki naluri atau perasaan, itu wajar-wajar saja. Hanya saja yang terpenting jangan sampai kekecewaan itu menjadikan kita berburuksangka terhadap ketentuan takdir Allah, karena Allah yang memiliki diri kita, sangat tahu apa yang paling baik dan apa yang paling cocok untuk kita.

Dalam keadaan yang bagaimanapun, kita tidak boleh berburuksangka terhadap segala ketentuan takdir-Nya. Karena berburuk sangka merupakan sikap orang-orang jahiliyah, yang merupakan bentuk kekufuran. Perhatikan dengan seksama firman Allah SWT berikut ini:  “Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar