“Saat
ini Balipat pun sedang dalam proses berbenah. Mampukah diselesaikan
dengan kualitas aspal yang memenuhi standart? Dimiinta ketegasan
penyelenggara. Jangan seperti seri-4 ini, dijanjikan sejak seri-2 lalu,
faktanya?” kata Supriyanto, Manager Motosport Yamaha Indonesia semberi
bertanya yang banyak arti. Ya aritnya, artinya, artinya....
Ketegasan
ini diperlukan agar ‘insiden’ Sekayu yang jadi catatan suram otosport
Indonesia tak terulang. Pasti suramlah bro, dana miliyaran mengalir dari
tim, sponsor dan panitia ke Sekayu jadi ‘mubazir’.
Mengangkat kembali citra balapan dalam kasta tertinggi di tanah air ini, harus digarap profesional. “Kepastian seri final juga menyangkut strategi tim. Bisa saja kami mengunci lebih awal dua gelar di Sekayu ini, bila balapan nomal,” sambung Supriyanto seraya bilang bila Binuang tak siap, Sentul Besar adalah pilihan logis. Sewa sirkuit yang disebut tinggi itu, Supriyanto tegaskan bersedia berkomunikasi dengan peserta dan pabrikan lain. Tuh kan!
Mengangkat kembali citra balapan dalam kasta tertinggi di tanah air ini, harus digarap profesional. “Kepastian seri final juga menyangkut strategi tim. Bisa saja kami mengunci lebih awal dua gelar di Sekayu ini, bila balapan nomal,” sambung Supriyanto seraya bilang bila Binuang tak siap, Sentul Besar adalah pilihan logis. Sewa sirkuit yang disebut tinggi itu, Supriyanto tegaskan bersedia berkomunikasi dengan peserta dan pabrikan lain. Tuh kan!
Ibnu
Sambodo, pawang Kawasaki Manual Tech pun mengatakan hal yang sama,
"Sebut sirkuit harus safety, memang di seri-seri sebelumnya sudah safety
betul???? Bahkan, pernah dalam kondisi hujan dengan ban kering tetap diteruskan. Seri-4 ini tak harus begini kolo
penyelenggara tahu akar masalah. Makanya, seri 5 harus dipastikan
Binuang atau Sentul Besar,” kata Pak Dhe, sapaan akrab begawan 4-tak
asal Jogja itu.
Bennydjati Utomo komandan Astra Motor Racing Team (ART) merespon positif di Sentul Besar. “Itu lebih bagus, sirkuitnya tersedia tanpa harus menduga-duga,” jelas Benny. “IP 150 seri 4 ini kami menolak untuk melanjutkan, apalagi sekadar fun race. Edukasi tentang safety sirkuit tetap utama. Bila Binuang tak memungkinkan, Sentul Besar pilihan yang tepat,” dukung Yohan Yahya, GM 2W Marketing & Business Development PT Suzuki Indomobil Sales. Nah lo, kemarin ada di tv siaran 150. Waduh...
Eddy Horison yang menjadi race director IP lebih banyak diam setiap kali diajak bicara. Entalah apa yang bikin dia diam. Maklum bila menyalahkan PP IMI yang bertugas menginpeksi sirkuit, seluruh pengurus IndoSpeed mereka yang pernah duduk di bangku IMI mengurus soal balap motor. Bahkan ada yang masih aktif seperti Horison. "Bagaimana lagi???" itu yang diucapkan Horison setiap kali bicara.
Helmy Sungkar promotor kawakan tak mau berkomentar soal IP jadi fun race.
Ia cuma cerita aspal sirkuit Park Kenjeran, Surabaya, Jatim yang
puluhan tahun dikelolanya. Katanya sampai sekarang itu aspal Kenjeran
masih kuat, walau sudah delapan tahun lalu diaspal ulang. "Setahu saya,
lapisan terakhir harus menggunakan hot mix. Model aspal seperti
ini sudah dimasak matang dari Pertamina dan dalam keadaan panas dibawa
ke Kenjeran," jelas Helmy sembari bilang model aspal seperti itu memang
butuh dana lebih besar.
Sama
dengan Eddy Saputra yang juga tak mau berkomentar banyak, namun
mengingatkan IndoPrix saat ini menjadi panutan balap motor Indonesia.
Semua merek pabrikan ikut di sana yang artinya secara internasional juga
dikenal lewat orang-orang Jepang yang meluluskan promosi di balap
motor. "Di situ harus kuat visi dan misi balapannya," kata Saputra yang
hati-hati bicara. Tapi dia aktif sebagai pengamat, pemilik tim
supersports 600 dan hanya pernah disebut pengganti Bambang Gunardi di
Biro Olahraga Roda Dua PP IMI.
Eh mungkin juga, karena Bambang Gunardi masih kurang sehat, muncul masalah. Makanya cepat sehat pak. Ardel/Miolo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar